KORDINAT.CO, Bontang – Angka prevalensi stunting di Kota Bontang kembali meningkat. Berdasarkan data terbaru, prevalensi stunting di Bontang pada Agustus 2024 tercatat sebesar 20,6 persen.
Angka ini mengalami peningkatan dibandingkan bulan sebelumnya, di mana prevalensi stunting pada Juli 2024 berada di angka 18 persen. Kondisi ini mendapat perhatian serius dari berbagai pihak, termasuk anggota DPRD Kota Bontang, Sumardi Syawal.
Sumardi meminta pemerintah daerah untuk lebih memprioritaskan penanganan stunting, terutama di wilayah pesisir Bontang. Hal ini disebabkan tingginya angka prevalensi stunting di kawasan pesisir, yang menjadi penyumbang terbesar kasus stunting di kota ini.
“Angka stunting di wilayah pesisir sangat memprihatinkan,” ujar Sumard Syawal, Sabtu (12/10/2024).
Selain itu, Kelurahan Berbas Pantai menempati posisi kedua dengan angka prevalensi stunting sebesar 27,5 persen. Posisi ketiga ditempati oleh Kelurahan Tanjung Laut Indah dengan prevalensi stunting sebesar 27,2 persen.
Sementara itu, Kelurahan Berebas Tengah berada di posisi keempat dengan angka prevalensi 25,5 persen.
Sumardi menekankan bahwa dengan kekayaan sumber daya alam yang dimiliki Kota Bontang, masalah stunting seharusnya dapat ditangani dengan lebih baik. Apalagi Kota Bontang dikenal sebagai salah satu kota terkaya di Indonesia, berada di peringkat ke-10 dalam hal pendapatan per kapita, dengan jumlah penduduk yang relatif sedikit.
Ia pun berharap agar pemerintah dapat mempercepat langkah-langkah strategis dalam mengatasi stunting, terutama di wilayah pesisir yang menjadi titik konsentrasi kasus.
Menurutnya, dengan kerja sama yang baik antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga terkait, angka stunting di Bontang bisa ditekan secara signifikan
“Ini adalah persoalan serius. Kita malu dengan angka stunting yang tinggi di kota kaya seperti Bontang. Seharusnya masalah ini bisa diselesaikan jika pemerintah benar-benar fokus. Kami harap ada tindakan konkret untuk menutup angka stunting di Bontang,” tegas Sumardi. (Adv/A).