Kaltim Berkomitmen Kembangkan Atlet Disabilitas: Fokus pada Pembinaan dan Akses yang Setara

KORDINAT.CO, Samarinda – Kalimantan Timur (Kaltim) menunjukkan potensi luar biasa dalam mengembangkan atlet disabilitas, tercermin dari prestasi gemilang yang diraih dalam Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) 2024.

Dengan raihan medali 1 emas dan 3 perunggu di cabang angkat berat, serta 4 emas, 3 perak, dan 7 perunggu di atletik, Kaltim menegaskan diri sebagai salah satu provinsi dengan kontribusi signifikan dalam ajang paralimpik terbesar di Indonesia.

Read More

Namun, bagi Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kaltim, pencapaian ini bukanlah akhir, melainkan awal dari perjalanan panjang untuk memastikan bahwa para atlet disabilitas mendapatkan dukungan pembinaan yang berkelanjutan dan setara.

Bagus Sugiarta, Kepala Bidang Pemberdayaan Olahraga Dispora Kaltim, menyatakan bahwa meski prestasi ini membanggakan, masih banyak tantangan yang harus diatasi dalam sistem pembinaan atlet disabilitas di Kaltim.

Menurut Bagus, meskipun ada upaya untuk membina atlet disabilitas, kekurangan program pelatihan yang terstruktur dan spesifik menjadi salah satu kendala utama.

Banyak pelatih yang terlibat dalam pembinaan atlet disabilitas masih berasal dari latar belakang pelatih olahraga umum, yang tidak selalu memiliki pemahaman mendalam tentang kebutuhan fisik dan psikologis atlet disabilitas.

“Kami sudah melakukan diskusi dengan National Paralympic Committee (NPC) tentang pentingnya mengembangkan program pelatihan khusus yang lebih sesuai dengan karakteristik atlet disabilitas. Pelatih harus mendapatkan pendidikan lanjutan agar bisa memahami perbedaan dalam teknik pelatihan serta pendekatan psikologis yang tepat untuk para atlet ini,” ujar Bagus pada Senin (18/11/2024).

Selain itu, Bagus juga menyoroti peran vital guru olahraga di Sekolah Luar Biasa (SLB), yang seringkali kurang mendapatkan perhatian dalam hal pengembangan kapasitas. Guru olahraga di SLB memiliki tugas besar dalam menemukan dan mengembangkan potensi atlet disabilitas sejak usia dini.

Namun, mereka sering kali kurang mendapat pelatihan dan sumber daya yang memadai.

“Kami menyadari bahwa guru olahraga di SLB merupakan garda terdepan dalam pengembangan atlet disabilitas. Kami akan memastikan mereka mendapatkan pelatihan yang lebih terstruktur dan mendalam, sehingga mereka dapat melaksanakan tugasnya dengan lebih baik,” lanjut Bagus.

Dispora Kaltim tidak hanya berfokus pada pembinaan atlet disabilitas dari sisi pelatihan, namun juga berusaha menciptakan ekosistem olahraga yang inklusif, di mana atlet disabilitas memiliki kesempatan yang sama untuk bersaing di tingkat nasional dan internasional.

Upaya ini bertujuan untuk menghapuskan diskriminasi yang kerap muncul dalam dunia olahraga.

“Kami ingin memastikan bahwa setiap atlet, baik disabilitas maupun tidak, memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang dan meraih prestasi. Pembinaan harus merata dan inklusif, tanpa ada batasan yang memisahkan,” tegas Bagus.

Ke depannya, Dispora Kaltim akan memperkuat jaringan pelatih, termasuk mengikutsertakan lebih banyak guru olahraga dari SLB dalam berbagai program pelatihan dan workshop.

Dengan begitu, setiap atlet disabilitas, baik yang berpotensi menjadi juara nasional atau internasional, akan mendapatkan perhatian dan pelatihan sesuai dengan kebutuhan mereka.

Bagus optimistis bahwa dengan peningkatan kualitas pelatihan dan perhatian yang lebih besar terhadap kebutuhan khusus atlet disabilitas, Kaltim akan mampu melahirkan lebih banyak atlet yang tidak hanya berprestasi di tingkat nasional, tetapi juga mampu bersaing di ajang internasional.

“Kami ingin Kaltim tidak hanya sekadar meraih prestasi, tetapi juga menjadi contoh bagi provinsi lain dalam hal pembinaan olahraga inklusif. Dengan pembinaan yang lebih baik, kami yakin atlet disabilitas Kaltim akan mampu bersaing di level dunia,” ujar Bagus penuh semangat.

Dengan komitmen kuat yang telah ditunjukkan, Dispora Kaltim berencana untuk memperkuat program-program pelatihan jangka panjang dan terus mengupayakan pendidikan olahraga yang lebih inklusif dan mendalam.

Langkah-langkah ini diharapkan akan membangun Kaltim menjadi provinsi yang tidak hanya produktif dalam menghasilkan atlet berprestasi, tetapi juga menjadi pusat pengembangan olahraga disabilitas yang berkelanjutan.

Dengan upaya berkelanjutan dan dukungan yang semakin kuat, Kaltim diharapkan akan menjadi contoh teladan dalam menciptakan sistem olahraga yang inklusif, dimana setiap individu memiliki kesempatan yang sama untuk mengembangkan potensi dan meraih sukses di dunia olahraga, tanpa terkecuali.(adv/cha).

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *