KORDINAT.CO, Bontang – Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 menunjukkan peningkatan prevalensi stunting di Bontang, yang kini mencapai 6,4 persen.
Hal ini menempatkan Bontang sebagai daerah dengan penanganan stunting terburuk di Kalimantan Timur (Kaltim).
Anggota Komisi I DPRD Kota Bontang, Tri Ismawati, mengungkapkan keprihatinannya terhadap hasil survei tersebut dan mendesak agar pemerintah daerah segera mengambil langkah konkret untuk memperbaiki situasi ini.
Tri Ismawati menegaskan perlunya upaya yang lebih maksimal dalam program penanggulangan stunting untuk mencapai target nasional penurunan prevalensi hingga 14 persen.
“Kita perlu memetakan secara rinci daerah atau kelurahan mana yang memiliki angka stunting yang tinggi,” ujarnya, Jumat (2/8/24).
Saat ini, berbagai kebijakan telah diterapkan, termasuk program dari tingkat kelurahan dan posyandu, serta Pemberian Makanan Tambahan (PMT) yang mencakup telur, vitamin, dan pemantauan rutin berat badan serta ukuran balita.
Namun, Tri Ismawati menilai bahwa langkah-langkah tersebut masih belum cukup efektif.
“Langkah-langkah preventif tambahan sangat diperlukan. Pemetaan lokasi dengan prevalensi stunting yang tinggi harus segera dilakukan, terutama di daerah pesisir yang seringkali menjadi lokasi dengan masalah kesehatan yang lebih kompleks,” ujarnya.
Tri Ismawati juga menekankan pentingnya koordinasi antara berbagai pihak untuk memastikan bahwa upaya penanggulangan stunting dapat dilakukan secara merata dan terfokus. Dia berharap pemerintah daerah dapat menyusun strategi yang lebih terintegrasi dan berbasis data guna mengatasi permasalahan ini dengan lebih efektif.
Dengan perhatian dan upaya yang lebih besar, diharapkan Bontang dapat mengurangi angka stunting dan meningkatkan kualitas kesehatan anak-anak di wilayah tersebut. (A).