Angka Pengangguran Di Kutim Masih Tinggi, Bupati Kutim Menyebut Ini Penyebabnya

Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman Membeberkan Penyebab Tingginya Pengangguran Di Kutim. Foto (Ist).

KORDINAT.CO, Kutai Timur – Angka Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kabupaten Kutai Timur mencapai 6,48 persen, hal tersebut berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kutai Timur. Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman mengatakan ada penyebab atau indikator tertentu terhadap angka pengangguran di Kutim.

Kata dia, jika diperhitungkan dengan jumlah penduduk di Kutai Timur saat ini yang mencapai kurang lebih 400 ribuan, maka masih ada setidaknya 24 ribu orang yang menganggur di Kutai Timur. Angka tersebut berasal dari beberapa indikator.

Read More

“Kalau dilihat dari jumlah penduduk itu masih tinggi, tapi ini kan belum di ketahui usia berapa saja dan dimana saja,” ungkapnya saat ditemui. Jumat (24/11/2023).

Ia menyebut, angka pengangguran tinggi tidak hanya di Kutim, Provinsi Kalimantan Timur menjadi tempat orang mencari pekerjaan. Misalnya, masyarakat yang datang dari luar belum punya pekerjaan dan belum punya rumah lalu membuat KTP Kutim maka akan masuk dalam data pengangguran.

Selain itu, anak-anak sekolah baik lulusan SMA/SMK atau kuliah yang masih mencari pekerjaan juga akan tercatat ke dalam data pengangguran.

“Setidaknya kita berusaha untuk menurunkan angka itu melalui program penyerapan tenaga kerja,” terangnya.

Sementara itu ditambahkan oleh Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kutim, Sudirman Latif mengatakan ada 3 indikator yang mungkin menjadi penyebab besarnya angka TP di Kutim.

Kata dia, TPT dihasilkan dari survey di bulan Agustus 2022 lalu dimana pada saat itu terdapat pengurangan karyawan PT Thiess secara besar-besaran hingga mencapai kurang lebih 2 ribuan.

Penyebabnya, kontrak PT Thiess di site KPC telah habis sehingga banyak pengurangan karyawan. Namun secara garis besar ada 3 indikator angka pengangguran di Kutim masih tinggi.

“Pertama Kutim karena hadirnya proyek besar sehingga memancing masyarakat luar masuk ke Kutim,” jelasnya.

Lanjutnya, lantaran isu Ibu Kota Nusantara (IKN) sehingga menjadi pemicu juga masyarakat yang dari luar masuk ke dalam Kutai Timur.

“Terakreditasi 3 perguruan tinggi, STAIS, STIE dan Stiper, sehingga memicu untuk kuliah di Sangatta dan lantaran jauh jadi ingin kuliah sambil kerja, ketika kuliah disini otomatis mereka mendaftarkan diri sebagai pencari kerja,” terangnya. (H).

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *