KORDINAT.CO, Bontang – Kebutuhan air Kota Bontang per tahun mencapai 15 juta kubik, berdasarkan analisis lembaga afiliasi penelitian dan industri Institut Teknologi Bandung (LAPI-ITB) pada tahun 2006.
Studi tersebut juga memperkirakan bahwa sumber air bawah tanah di Bontang akan habis dalam 20 tahun ke depan, memicu kekhawatiran krisis air di kota ini. Ketua DPRD Bontang, Andi Faiz, menyampaikan bahwa pemerintah perlu segera melakukan kajian lanjutan mengenai opsi pemanfaatan air bekas galian tambang.
Langkah ini diusulkan sebagai upaya untuk meyakinkan masyarakat bahwa void PT Indominco Mandiri (IMM) layak dikonsumsi, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Apalagi, hasil kajian sebelumnya yang dilakukan oleh pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) menunjukkan bahwa air tersebut tidak berbahaya.
“Saya kira dari hasil analisa labnya hasil kandungan air tidak ada masalah. Tentu perlu dikaji lagi dan perlu meyakinkan ke masyarakat bahwa air itu layak untuk dikonsumsi,” ujar Andi Faiz, Senin (15/07/2024).
Menurutnya, kajian lanjutan tersebut sangat penting untuk memastikan bahwa air dari void tambang benar-benar aman dan layak dikonsumsi oleh masyarakat dalam jangka panjang. Selain itu, langkah ini juga diharapkan dapat memberikan solusi alternatif yang lebih berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan air di Kota Bontang.
Permasalahan kekurangan air di Bontang telah menjadi perhatian serius, mengingat kebutuhan air yang terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk dan industri. Jika tidak segera diatasi, krisis air ini dapat berdampak negatif pada kualitas hidup masyarakat dan perkembangan ekonomi di daerah tersebut.
Oleh karena itu, Andi Faiz mendesak pemerintah kota untuk segera bertindak dan mengambil langkah-langkah konkret guna memastikan ketersediaan sumber air yang aman dan berkelanjutan bagi masyarakat Bontang.
“Air bawah tanah sudah kering memang solusi yang ditawarkan pemerintah Provinsi Kaltim dan sudah masuk tahap kajian,” terang Politikus Partai Golkar itu. (Adv).