DPPPA Kutim Gelar Pelatihan Konvensi Hak Anak, Ini Tujuannya

DPPPA Kutim Gelar Pelatihan Konvensi Hak Anak Bagi Gugus Tugas Baputen Layak Anak. Foto (Ist).

KORDINAT.CO, Kutai Timur — Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kutai Timur (Kutim) menggelar Pelatihan Konvensi Hak Anak (KHA), bagi Gugus Tugas Kabupaten Layak Anak (KLA) di kabupaten ini.

Pelatihan KHA KLA ini dihadiri 50 orang peserta yang terdiri dari dinas instansi organisasi terkait yang tergabung Gugus Tugas Kabupaten Layak Anak selama 2 hari mulai tanggal 5 sampai dengan 6 Desember 2003 di Ruang Meranti Kantor Bupati Kutim, Selasa. (5/12/2033)

Read More

Pelaksana Tugas (Plt) DP3A Kutim, Doktor Sulastin mengatakan pelatihan KHA bagi Tim Gugus Tugas KLA merupakan indikator terciptanya Kota Laya Anak di kabupaten ini. Selain itu, dia mengatakan pelatihan ini juga merupakan pelaksana salah satu program di bidang pemenuhan hak anak.

“Jadi, dilaksanakan untuk menyediakan sumber daya manusia yang terlatih dan memahami Konvensi Hak Anak secara utuh, “ ujar Doktor Sulastin dalam sambutannya.

Menurutnya pelatihan ini bertujuan untuk lebih dapat mengembangkan kebijakan dan langkah strategis dalam implementasi KHA nantinya sebab kegiatan KHA Gugus Tugas KLA Kuitm ini merupakan salah satu tolak ukur dalam mengevaluasi Kabupaten Layak Anak.

“Juga menciptakan kota yang layak dan nyaman untuk anak, “ tegasnya.

Dikatakan, para orang tua dan perangkat daerah umumnya harus lebih peduli lagi dengan masalah-masalah yang dihadapi anak.

“Kalau sekarang masih ada yang kurang menghadirkan Kabupaten Layak Anak itu akan dievaluasi lagi, “ katanya lagi.

Sulastin menegaskan Pemerintah Kutim jangan hanya cuma mengajar demi pemenuhan syarat sebagai KLA. “Karena Kota atau Kabupaten Layak Anak yang ingin kita capai itu bukan semata-mata untuk mendapatkan predikat saja, “ ucapnya.

Dia jangan mengingatkan agar tidak lagi ada diskriminasi anak dalam sebuah keluarga. Menurutnya masih sering terjadi dalam rumah tangga dimana untuk menghargai dan menjunjung tinggi ayah dan anak laki-laki dalam keluarga, kadang mereka selalu diistimewakan dibanding anak perempuan.

“Ternyata sekarang sudah ada yang memihak kepada perempuan ya. Jadi kita harus memberikan kehidupan dan perlindungan terbaik untuk pertumbuhan anak dan menghindari diskriminasi karena ada kepentingan terbaik anak, kelangsungan dan perkembangan anak serta menghormati padangan anak, “ ucapnya.

Soal pandangan anak, kata dia, juga kerap disaksikan anak masih disepelekan bahkan diminta diam saat mengutarakan ide dan pandangan, apalagi anak perempuan.

“Kamu anak perempuan tidak bisa mencampuri anak laki-laki. Kan dulu sering (ada kasus) begitu ya jadi sekarang itu tidak boleh lagi, “ ucapnya. (H).

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *