KORDINAT.CO, Bontang – PT Lintas Internasional Berkarya (LIB) launching aplikasi LIBAT. PT. LIB sendiri merupakan salah satu mitra Kementerian Perhubungan yang bergerak di bidang penyediaan dan pelayanan jasa kepelabuhanan. Launching aplikasi LIBAT digelar di Hotel Equator, Jalan Pupuk Raya, Kelurahan Guntung, Bontang, Kalimantan Timur. Kamis (27/7/2023).
Dari pantauan KORDINAT.CO, tampak hadir, Wali Kota Bontang Basri Rase, Wakil Wali Kota Bontang Najirah, Anggota Komisi V DPR RI irwan, Direktur Utama PT. LIB Margo Sucipto, Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Kementrian Perhubungan, Capt. Hendri Ginting dan Kepala Kantor KSOP Kelas II Bontang Capt. Alexander Seleng.
Direktur Utama PT. LIB Margo Sucipto mengatakan, PT. LIB berdiri pada tahun 2021 dan mulai berkegiatan sebagai mandatoring pemerintah melalui Direktorat Perhubungan Laut, untuk pelaksanaan pemanduan dan penundaan di wilayah perairan Bontang pada bulan Agustus 2022 Dengan melayani terminal khusus PT Indominco Mandiri dan PT Energi Unggul Persada.
“Kami mengucapkan banyak terimah kasih kepada banyak pihak karena telah membantu dan mendukung terutama dalam membangun aplikasi ini, sampai bisa berjalan dan digunakan oleh para pengguna jasa dengan tujuan untuk memberi kemudahan dan kenyamanan agar data yang disampaikan tercatat dengan baik, real time, transparan, efisien, auditable dan tentunya terintegrasi dengan sistem Inaportnet,” ujarnya.
Kata dia, didasari oleh eradigitalisasi yang telah menjadi kebutuhan dasar dalam setiap aspek kehidupan. Maka pihaknya membangun sistem ini menjadi jawaban akan tantangan dalam dunia pelayaran di Indonesia saat ini. Kata Lintas sendiri merupakan gabungan dua perusahaan BUP (Badan Usaha Pelabuhan) yang tergabung dalam induk perusahaan yaitu PT Lintas Internasional Berkarya (LIB) dengan PT Biru Arnawa Timur (BAT) yang saat ini juga beroperasi diperairan lain.
Lanjut dia, dengan tujuan mendigitalisasi badan usaha pelabuhan untuk meningkatkan kinerja dan daya saing serta memudahkan integrasi yang lebih baik antara pelabuhan, lembaga pemerintah dan pihak-pihak terkait sehingga mewujudkan sistem operasi yang aman, terjamin dan optimal.
“Kata Lintas sendiri bisa juga diartikan kami ingin terlibat dan turut serta bersama-sama atau berkolaborasi dengan pemerintah dan pihak terkait untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pengguna jasa pelayaran dengan tetap mengedepankan dan aspek keselamatan pelayaran,” ungkapnya.
Selain itu, seiring berjalannya waktu pihaknya selalu meminta kritik, saran yang membangun dari para pihak yang terkait agar menjadi bahan evaluasi untuk terus meningkatkan dan memberikan pelayanan terbaik bagi pengguna jasa.
“Disamping itu juga kami akan terus berkomitmen untuk mendukung dan mewujudkan program-program pemerintah khususnya Direktorat Perhubungan Laut sebagai mitra kerja, agar dunia pelayaran Indonesia bisa terus berkembang dan standar Internasional,” terangnya.
Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Kementrian Perhubungan Kemenhub RI Capt. Hendri Ginting mengatakan, seluruh keperluan digitalisasi kepelabuhan menggunakan platform Inaportnet, baik untuk pelabuhan umum, terminal khusus (Tersus) dan terminal untuk kepentingan sendiri (TUKS). Sehingga dengan di launchingnya aplikasi LIBAT oleh PT. LIB tentu akan lebih memudahkan pelayanan kepada pengguna jasa.
“Sekarang dari rumah bisa menyampaikan data kapal. Seperti izin keberangkatan, izin kapal sandar, efisiensi waktu juga lebih terjamin dan tentunya juga lebih transparansi,” ujarnya kepada kepada Media.
Kata dia, tahun ini LIBAT bakal go live di 151 pelabuhan yang ada di bawah naungan Dirjen Perhubungan Laut. Rata-rata untuk pelabuhan besar yang ada di Indonesia sudah menggunakan aplikasi tersebut.
“Sampai Juli ini sudah ada 40 pelabuhan kami yang menerapkan ini. Tinggal 111 pelabuhan lagi. Sampai September nanti target akan ada 60-an pelabuhan lagi bakal go live,” ungkapnya.
Sementara, untuk Tersus dan TUKS total ada sekitar kurang lebih 2.000 pelabuhan. Tentu memiliki Badan Usaha Pelabuhan (BUP) tersendiri. Sehingga dengan aplikasi LIBAT lebih mudah dikontrol. Salah satunya seperti Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Sehingga bisa menghindari kebocoran dan semakin bisa meningkatkan kemajuan daera serta pendapatan daerah.
“Untuk Bontang dalam setahun bisa menyumbang sampai Rp 60 miliar,” ucapnya.
Hendri menegaskan, sebagai kota industri. Bontang memiliki potensi ekonomi yang besar, terlebih pada sejumlah pelabuhan khusus yang di miliki perusahaan. Menurutnya dengan aplikasi LIBAT ini tidak diperlukan lagi porses audit transaksi. Sebab semua menjadi lebih transparan.
“Apa yang dikhawatirkan pimpinan ada lost PNBP tidak akan terjadi. Kalimantan memang sumbangsihnya besar, kami capai Rp 4 Triliun lebih. Seperempat lebih itu dari laut Balikpapan, Samarinda, hingga Sangkulirang. Saya percaya Bontang akan terus meningkat juga,” katanya.
Ditempat yang sama, Wali Kota Bontang Basri Rase mengapresiasi PT. LIB atas launching aplikasi LIBAT dimana semua informasi kepelabuhanan sudah dengan digitalisasi. Sehingga, kata dia hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk terus menghadirkan inovasi dalam pelayanan dan peningkatan pemasukan bagi negara.
“Ini salah satu bukti jika Bontang ramah investasi,” tutupnya. (Hr).