KORDINAT.CO, Bontang – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bontang menghadapi masalah serius terkait fasilitas kantor yang tidak memadai. Ketua Komisi II DPRD Bontang, Rustam, menyatakan pihaknya siap menampung aspirasi BPBD yang sejak berdiri harus menumpang di gedung STITEK dengan kondisi ruangan yang sempit.
“Tidak punya gedung tidak punya armada kepala badannya juga tidak punya mobil dinas. Mereka ngeluh dan kita tampung untuk perbaikan,” ujar Rustam di kepada awak media, Selasa (16/7/24).
Rustam menyebut, situasi ini membuat BPBD Bontang kesulitan menjalankan tugasnya dengan optimal, pihak DPRD akan berupaya mencari solusi terbaik agar BPBD dapat beroperasi dengan lebih baik.
“Paling sedihnya BPBD tidak punya kantor mereka numpang di kantor stitek itu. Itu yang mereka keluhkan disitu,” tambah Rustam.
Sementara Kepala BPBD Bontang, Usman, menjelaskan bahwa anggaran BPBD sebesar Rp 13 miliar, dengan Rp 8 miliar digunakan untuk belanja pegawai dan Rp 5 miliar untuk operasional.
“Sangat kecil sekali sementara tuntutan pekerjaan d sana luar biasa. Kita dampingi ke beras basah itu uang operasional semua,” kata Usman.
BPBD telah mengajukan tambahan anggaran sebesar Rp 1 miliar dalam anggaran perubahan. Karena kata Usman, dari seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Kota Bontang, hanya BPBD yang memiliki anggaran paling kecil.
Usman juga menjelaskan bahwa serapan anggaran saat ini baru mencapai 41 persen untuk keuangan dan 56 persen untuk fisik, namun masih dalam tahap pembayaran.
Dengan kondisi fasilitas yang minim dan anggaran yang terbatas, BPBD Bontang membutuhkan perhatian lebih agar dapat memberikan pelayanan yang maksimal dalam menghadapi bencana.
“SDM kami masih kurang. Idealnya, kami membutuhkan 106 orang, tetapi saat ini hanya memiliki 51 orang,” tuturnya. (Adv).