KORDINAT.CO, Samarinda – Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Kalimantan Timur terus berkomitmen dalam melestarikan olahraga tradisional dan memperkenalkan kekayaan budaya lokal kepada masyarakat melalui berbagai kegiatan.
Salah satunya adalah Festival Olahraga Tradisional yang diselenggarakan setiap tahun genap.
Acara ini bertujuan untuk mengangkat olahraga tradisional sebagai bagian dari kekayaan budaya daerah yang perlu dijaga dan dilestarikan.
Thomas Alva Edison, Kepala Seksi Olahraga dan Rekreasi Tradisional Dispora Kaltim, menjelaskan bahwa festival ini memiliki fokus utama untuk mengeksplorasi dan memajukan olahraga tradisional yang berasal dari berbagai daerah di Kalimantan Timur.
“Festival ini diselenggarakan pada tahun genap, dan menjadi ajang bagi kami untuk merayakan sekaligus memperkenalkan olahraga tradisional khas daerah masing-masing,” ungkap Thomas pada Kamis (21/11/2024).
Festival Olahraga Tradisional ini memiliki mekanisme seleksi yang ketat.
Setiap tahun, Dispora Kaltim menyelenggarakan seleksi untuk memilih tim terbaik yang akan mewakili provinsi Kalimantan Timur dalam festival nasional.
“Setiap tahun genap, kami mengadakan seleksi untuk memilih tim dari 10 kabupaten/kota yang akan mewakili Kaltim dalam festival tingkat nasional. Tahun lalu, tim Kaltim berhasil mengirimkan delegasi ke Parigi Moutong, Sulawesi Tenggara, untuk berpartisipasi dalam festival di Palu,” tambahnya.
Pada edisi kali ini, festival akan mempertandingkan lima jenis olahraga tradisional, yaitu Anu Adam (asinaga), bakiak (terompah), egrang, gasing, dan supit.
Meskipun demikian, jenis olahraga yang dipertandingkan pada tahun 2023 dan 2025 akan tetap sama, meskipun setiap tahunnya ada kemungkinan variasi olahraga yang dipertandingkan.
“Untuk tahun 2023 ini, olahraganya adalah Anu Adam, bakiak, egrang, gasing, dan supit. Jenis olahraga ini juga akan dipertandingkan pada tahun 2025,” jelas Thomas.
Namun, penting untuk dicatat bahwa festival olahraga tradisional ini berbeda dengan turnamen olahraga biasa.
“Festival ini tidak berfokus pada kompetisi cabang olahraga seperti biasanya. Sebaliknya, festival ini menampilkan olahraga tradisional dalam bentuk kreasi tari, di mana gerakan-gerakan tari tersebut menggambarkan elemen-elemen olahraga yang aktif,” jelas Thomas.
Lebih jauh lagi, Thomas mengungkapkan bahwa tujuan dari festival ini adalah untuk menunjukkan kekayaan warisan budaya olahraga yang dimiliki oleh Kalimantan Timur dan Indonesia secara keseluruhan.
“Melalui festival ini, kami ingin memperkenalkan olahraga tradisional yang dapat menjadi aset daerah, bahkan Indonesia.
Ini juga merupakan langkah penting untuk melestarikan serta mempromosikan olahraga tradisional agar tetap hidup dan tidak terlupakan,” ujarnya.
Selain itu, Festival Olahraga Tradisional ini diharapkan dapat menjadi ajang untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya berolahraga sambil merayakan kekayaan budaya lokal.
Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan masyarakat semakin menghargai dan menjaga tradisi olahraga yang telah menjadi bagian dari sejarah serta identitas budaya mereka.(adv/cha)