KORDINAT.CO, Samarinda – Di tengah berkembangnya olahraga modern dan kecanggihan teknologi, Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kalimantan Timur kini tengah berfokus pada upaya melestarikan olahraga tradisional yang semakin terlupakan oleh generasi muda.
Salah satu cara yang ditempuh adalah dengan memperkenalkan olahraga tradisional di sekolah-sekolah, guna membangkitkan kembali kecintaan terhadap budaya lokal.
Thomas Alva Edison, Kepala Seksi Olahraga dan Rekreasi Tradisional Dispora Kaltim, menjelaskan bahwa tim Dispora aktif mendatangi sekolah-sekolah untuk mengenalkan permainan tradisional seperti gasing, egrang, dan permainan lainnya yang kaya akan nilai budaya.
Program ini bertujuan agar siswa tidak hanya mengenal tetapi juga berpartisipasi dalam melestarikan warisan budaya tersebut.
“Melalui program ini, kami ingin mengajarkan kepada generasi muda bahwa olahraga tradisional bukan sekadar hiburan, tetapi juga bagian penting dari identitas budaya kita. Kami mendatangi sekolah-sekolah, memberikan pelatihan, dan memfasilitasi alat permainan tradisional,” ungkap Thomas pada Sabtu (16/11/2024).
Meskipun era digital semakin mendominasi aktivitas anak-anak, Thomas optimis bahwa minat terhadap olahraga tradisional semakin tumbuh, terutama di kalangan siswa SD dan SMP.
Sekolah-sekolah bahkan mulai secara rutin meminjam alat permainan tradisional dan meminta instruktur untuk mengajarkan teknik-teknik bermain yang benar.
“Keinginan mereka untuk belajar permainan tradisional, meski banyak yang lebih familiar dengan gadget, menunjukkan bahwa mereka mulai menghargai warisan budaya kita. Ini adalah perkembangan yang positif,” lanjutnya.
Di samping memberikan alat permainan, Dispora Kaltim juga melibatkan instruktur berpengalaman yang tidak hanya mengajarkan teknik dasar tetapi juga strategi permainan.
Program ini diharapkan dapat menciptakan pengalaman yang menyenangkan bagi anak-anak agar mereka lebih tertarik dan terlibat dalam kegiatan olahraga tradisional.
“Kami selalu berusaha untuk membuat proses belajar menjadi menyenangkan, karena tidak semua anak langsung bisa beradaptasi dengan permainan tradisional. Dengan pendampingan instruktur, mereka bisa lebih memahami dan menikmatinya,” jelas Thomas.
Salah satu contoh sukses dari program ini adalah penggunaan GOR Kadrie Oening, yang sebelumnya hanya dikenal sebagai tempat olahraga prestasi, kini juga menjadi ruang untuk memfasilitasi kegiatan olahraga tradisional.
Hal ini menjadi bukti bahwa olahraga tradisional mulai mendapatkan tempat di kalangan masyarakat.
“GOR Kadrie Oening telah menjadi pusat kegiatan olahraga tradisional, dan ini merupakan pencapaian yang sangat kami banggakan. Tempat ini kini tidak hanya digunakan untuk kegiatan kompetitif, tetapi juga untuk mengenalkan olahraga tradisional kepada masyarakat,” ujar Thomas dengan penuh kebanggaan.
Dengan semangat melestarikan olahraga tradisional, Dispora Kaltim berupaya menunjukkan bahwa selain memberikan manfaat fisik, olahraga tradisional juga mengandung nilai-nilai budaya yang harus dijaga dan diperkenalkan kepada generasi muda.
“Kami ingin masyarakat, terutama generasi muda, menyadari bahwa olahraga tradisional memiliki banyak manfaat. Selain untuk kesehatan, olahraga ini juga sarat akan nilai budaya dan mengajarkan rasa kebersamaan. Itu sebabnya kami ingin mengenalkan olahraga tradisional sebagai aktivitas yang menyenangkan dan edukatif,” tutup Thomas.
Dengan langkah-langkah yang terus dilakukan di lapangan, Dispora Kaltim berharap dapat mendorong lebih banyak generasi muda untuk mengenal, mencintai, dan melestarikan olahraga tradisional.
Mereka juga berharap, melalui pendekatan yang lebih modern dan menyenangkan, olahraga tradisional dapat kembali menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari masyarakat Kaltim.(adv/cha)