KORDINAT.CO, Samarinda – Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) terus berupaya mendorong masyarakat untuk lebih terlibat dalam dunia olahraga, dengan fokus utama pada pengembangan olahraga tradisional.
Dengan menggelar berbagai kegiatan yang melibatkan berbagai pihak dan komunitas, Dispora Kaltim bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan minat masyarakat terhadap olahraga yang merupakan bagian dari warisan budaya daerah.
Thomas Alva Edison, Kepala Seksi Olahraga dan Rekreasi Tradisional serta Layanan Khusus Dispora Kaltim, menjelaskan bahwa keberhasilan kegiatan tersebut sangat bergantung pada kerjasama antara berbagai seksi di Dispora serta dukungan dari organisasi-organisasi yang terlibat.
“Setiap tahunnya, kami merencanakan sekitar 16 kegiatan yang akan dilaksanakan sepanjang tahun, terbagi dalam empat triwulan. Kegiatan ini meliputi berbagai kegiatan, mulai dari promosi olahraga, sosialisasi, hingga olahraga bersama masyarakat,” kata Thomas dalam wawancara pada Rabu (20/11/2024).
Salah satu program unggulan yang rutin dilaksanakan adalah olahraga bersama yang diadakan setiap hari Minggu.
Program ini bertujuan untuk mengajak masyarakat bergerak aktif di ruang publik, seperti halaman sekolah yang belum dimanfaatkan secara maksimal.
“Kami menggelar kegiatan olahraga bersama ini dengan berbagai organisasi, termasuk KORMI, yang berperan besar dalam koordinasi pelaksanaan olahraga Minggu,” jelas Thomas.
Selain itu, Dispora Kaltim juga menyelenggarakan olahraga di beberapa tempat lain, termasuk di kawasan Palaran, yang rutin mengadakan senam sore di akhir pekan.
“Kami memilih waktu sore untuk kegiatan senam di Palaran karena pagi hari dinilai kurang efektif untuk menarik banyak peserta,” tambah Thomas.
Untuk memastikan keberhasilan program-program ini, Dispora Kaltim melibatkan instruktur yang sudah berpengalaman dalam setiapa kegiatan.
Saat ini, terdapat 16 instruktur yang terlibat dalam program senam dan olahraga tradisional.
Para instruktur ini dibagi dalam kelompok-kelompok kecil, dengan 10 orang per bulan, untuk menjaga kelancaran setiap kegiatan.
Program-program tersebut tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, tetapi juga untuk melestarikan olahraga tradisional sebagai bagian dari warisan budaya lokal dan nasional.
Thomas menjelaskan bahwa salah satu tujuan utama dari program ini adalah untuk memperkenalkan dan mempopulerkan olahraga tradisional, yang meskipun sudah dikenal, sering kali memiliki nama yang berbeda-beda di setiap daerah.
“Olahraga tradisional terdapat di hampir seluruh daerah Indonesia, namun sebutannya sering berbeda-beda. Ada yang menyebutnya propapanjang, dan ada juga nama lainnya. Kami ingin menggali lebih dalam dan mengenalkan olahraga ini sebagai aset budaya, tidak hanya di daerah kita, tetapi juga sebagai bagian dari kekayaan budaya bangsa,” terang Thomas.
Dengan serangkaian kegiatan yang telah direncanakan, Dispora Kaltim berharap dapat meningkatkan minat masyarakat terhadap olahraga, terutama olahraga tradisional.
Mereka juga berkomitmen untuk menunjukkan bahwa olahraga ini memiliki potensi besar sebagai bagian dari kekayaan budaya Indonesia yang perlu dilestarikan. (Adv/cha)