Abdul Malik Reses Kedua Di RT 29 Kelurahan Telihan, Apa Saja Usulan Warga, Baca Ini

Malik Reses Kedua Dikelurahan Telihan
Abdul Malik Wakil Ketua Komisi III DPRD Bontang. Foto (Hr)

KORDINAT.Co, Bontang – Wakil Ketua Komisi III DPRD Bontang Abdul Malik mengelar Reses Kedua Masa Sidang III Tahun 2022 di Jalan Semarang II, RT 29, Kelurahan Gunung Telihan, Kecamatan Bontang Barat, Bontang, Kalimatan Timur. Jumat (19/8/2022) malam.

Dalam reses tersebut, Ketua RT 29 Ramli telah merangkum seluruh aspirasi yang sudah disiapkan dan disampaikan langsung kepada Abdul Malik diantaranya, Ramli meminta pengaspalan jalan Semarang dengan panjang 600 meter, lebar 5 meter dan ketebalan aspal 5 sentimeter. Kemudian, pengecorang jalan di blok C panjang 70 meter, lebar 5 meter ketebalan cor 15 sentimeter.

Read More

“Pembuangan air atau parit dari blok A melalui blok C hingga ke jalan Semarang 4 yang muaranya kesungai itu tidak ada. Ini area banjir, kami harap ini bisa juga direalisasikan Pak Ustad, panjang parit 50 meter, kedalaman parit 60 sentimeter dan lebar 50 sentimeter,”ujarnya.

Pihaknya juga meminta turap sungai yang berbentuk botol yang hulunya di RT 25 dan RT 29 kemudian ujungnya di RT 23 untuk diperbaiki. Sebab, selama ini air lambat mengalir kemuara sungai karena ujungnya mengecil. Ramli bilang, ketika air lambat mengalir ke muara sungai, maka air akan meluap dan menggenangi pemukiman khususnya di RT 29.

“Kami juga minta pelebaran jalan di Gang Banjar tepatnya di rumah pemotongan hewan (RPH), karena sudah ada yang kecelakaan disana karena aktifitas pengangkut sapi disana lumayan padat. Ada tiang listrik dan telkom harus digeser karena itu yang menyebabkan peyempitan jalan,”terangnya.

Warga yang hadir di reses Abdul Malik. Foto (Ist)

Usulan berikutnya, pengecoran jalan di blok C yang kondisi jalannya sudah retak dan miring sekitar 15 drajat. Jalan tersebut merupakan jalan pintas menuju RSUD bagi warga sekitar Kelurahan Telihan dan cukup padat dilalui walaupun jalannya sempit. Pajang jalan 50 meter, lebar 3 mter dan ketebalan cor yang diminta 15 sentimeter.

“Jalan Mamuju juga butuh dilakukan pengecoran panjangnya 200 meter, lebar 4 meter dan ketebalan cor 15 sentimeter,”katanya.

Untuk mejaga agar jalan Mamuju tidak putus, Ramli meminta longsor di jalan Mamuju diturap. Sebab, kalau tidak diturap akses jalan di jalan Mamuju akan terputus. Panjang yang harus diturap sekitar 70 meter dengan ketinggian 2,5 meter. Kemudian, satu kepala keluarga membangun rumah di Gang Semarang 6 jalannya belum dicor. Ia minta, walaupun tidak terlalu urgen minimal sebelum tahun 2024 sudah di cor.

“Kami juga minta pengadaan tarup di RT 29, sebab yang kami punya ini hanya 2 petak itupun pengadaan tahun 2012. Kami butuh tarup tiga petak, satu petak dengan panjang 6 meter, lebar 4 meter dan tinggi 2,5 meter. Karena anak-anak kami sudah pada besar kalau sudah menemukan jodohnya tentu tarup tersebut akan kami butuhkan,”ungkapnya.

Selain pengecoran dan pengadaan tenda atau tarup, Ramli juga meminta, pengadaan penerangan jalan umum (PJU) sebanyak 20 titik diwilayahnya. Sebab, selama ini penerangan jalan yang mereka nikmati merupakan hasil swadaya dan meminta pengadaan PJU yang terkoneksi langsung dengan PLN yang ditanggung pemerintah.

“Terakhir saya minta pengadaan CCTV sebanyak 20 titik juga karena kita tidak tahu kalau ada hal yang tidak kita inginkan. Inilah aspirasi warga kami. Semoga Pak Ustad Malik bisa membantu untuk masuk dalam program kerjanya,”jalasnya.

Sementara, warga RT 29 lainnya yang bernama Syahbi mengatakan, musibah banjir yang paling sering dirasakan dan dikeluhkan oleh warga. Sehingga, pihaknya meminta penanganan banjir bisa diprioritaskan, sebab, ketika hujan turun warga akan merasa was-was dan tetap waspada.

“Kalau bisa ini segera diselesaikan, agar banjir yang dirasakan warga setiap hujan deras tidak dirasakan lagi,”ujarnya.

Warga Antusias Hadiri Reses Abdul Malik. Foto (Ist).

Jainuddin warga RT 29 meminta jalan di Bontang Lestari segera dilakukan perbaikan, sebab, jalan yang ada saat ini walaupun sudah diperbaiki tidak lama rusak lagi. Dampaknya kata dia, seorang warga mengalami kecelakaan karena melalui jalan rusak tersebut.

“Warga yang kecelakaan kemarin ini tidak mampu dan memilih tidak berobat kerumah sakit, ketika ada yang bantu untuk biaya namun, ketika di rawat uangnya kurang. Kami juga minta ketika ada warga yang tidak mampu ketika berobat diratiskan,”ungkapnya.

Sementara, Wiji mengeluhkan terkait banjir yang kerap ia alami, kata dia, sejak PLTD-MG dibangun, rumahnya selalu terdampak banjir ketika hujan deras mengguyur kota Bontang. Karena banjir alat elektronik dan perabotannya jadi rusak. Setiap hujan turun dimalam hari pihaknya selalu berfikir kalau banjir lagi seperti apa.

“Saya minta persoalan banjir ini bisa segera diselesaikan, karena kalau hujan turun pada malam hari saya dirumah tidak tidur untuk bersiap mengevakuasi alat elektronik dan perabotan,”sebutnya.

Menjawab Usulan Ketua RT 29

Abdul Malik Wakil Ketua Komisi III DPRD Bontang mengatakan, Reses merupakan salah satu kegiatan untuk menyusun program kerja Anggota DPRD sementara penyusunan program kerja pemerintah melalui usulan di Musrenbang, mulai dari Musrenbang tingkat kelurahan, kecamatan hingga tingkat kota.

“Tahun lalu ada sekitar 1.500 kegiatan yang masuk dari reses, kemudian kegiatan yang masuk akan dilakukan harmonisasi nanti dilihat yang mana benturan dan yang mana tidak benturan. Setelah harmonisasi dilakukan, kegiatan yang ada akan masuk ke RKPD (Rencana Kerja Pemerintah Daerah) dan ini memang harus dikawal terus,”ujarnya.

Kata dia, kegiatan musrenbang yang pihaknya selalu ikuti, dari kelurahan telihan ada sekitar 100 program, 100 program tersebut diusulkan seluruh RT diwilayah kelurahan telihan. 100 program yang masuk dipilih lagi yang mana yang lebih prioritas, ternyata, sisa 35 program yang dibawah kelurahan telihan ke musrenbang tingkat kecamatan. Kemudian dipilih lagi yang lebih prioritas dan tersisa 3 program yang dibawah ke musrenbang tingkat kota. 3 program tersebut masuk dalam RKPD yang ia lihat satu program adalah pembebasan lahan untuk pemakaman.

“Insya allah tahun 2023 akan ada pembebasan lahan untuk pemakaman muslim di wilayah Bontang Barat. Kajian lingkungan, legalitas dan lainnya sedang diproses oleh pemerintah,”ungkapnya.

“Usulan-usulan yang masuk dibutuhkan keterlibatan masyarakat secara langsung untuk proses pembangunan kota Bontang. Untuk usulan warga di RT 29 Telihan ini diatas 10 dan ini akan menjadi program kerja DPRD dan kami akan dorong kepemerintah untuk ditindak lanjuti,”tambahnya.

Abdul Malik Berfoto Bersama Warga Yang Ikut Kegiatan Reses. Foto (Hr)

Menjawab usulan Syahbi

Ustad Malik sapaannya mengatakan, terkait penanggulangan banjir DPRD Bontang sangat serius untuk segera diatasi, dengan begitu, DPRD membentuk panitia khusus (Pansus) banjir untuk mencari sulusi dalam mengatasi masalah banjir di Bontang. Setelah pansus mengeluarkan rekomendasi, DPRD berinisitif membuat rancangan peraturan daerah (Raperda) penanggulangan banjir sebagai dasar hukum untuk mengeluarkan anggaran dalam penanganan banjir.

“Komisi III yang sedang mengodok raperda tersebut dan mengusulkan 10 persen APBD untuk penanggulangan banjir di Bontang,”ujarnya.

Kata dia, banjir dirasakan seperti pendudukan kota Bontang yang mayoritas tinggal di sekitaran daerah aliran sungai (DAS). Pihaknya juga merasakan dampak banjir, namun, ia berkomitmen untuk fokus dipenanganan banjir dan akan mengawal raperda banjir. Ia berharap, 10 persen APBD untuk penanganan banjir bisa disetujui walikota.

“Kalau 10 persen ini disetujui dalam 5 tahun besaran anggaran penanggulangan banjir sekitar Rp.400 miliar, menurut saya dengan jumlah sebesar itu cukup untuk mengatasi banjir. Ini selain berharap dari bantuan keuangan provinsi maupun pusat,”bebernya.

Menanggapi Usulan Jainuddin

Abdul Malik mengatakan, jalan dari depan RSUD sampai jembatan santan itu ada tiga nama jalan yakni jalan Soekarno Hatta, M. Roem dan Cipto Mangunkusumo. Secara status jalan itu memang milik pemerintah kota Bontang, kenapa masih milik pemerintah kota Bontang dengan maksud agar pemeliharaan jalan masuk dianggaran rutin APBD Bontang.

“Jauh sebelum ditetapkan sebagai kawasan industri, jalan di Bontang Lestari dibangun dengan kualitas jalan untuk akses menuju pusat pemerintahan,”ujarnya.

Kata dia, karena tidak memiliki sumber daya alam (SDA) dan hanya memiliki sumber daya manusia (SDM), maka di Bontang Lestari dijadikan sebagai wilayah industri mengingat Bontang akan memasuki pasca migas. Sehingga masuklah investor membangun pabrik CPO dan PLTU kalau nanti berkembang diharapkan seperti Pupuk Kaltim, namun, diatara resikonya adalah jalan yang ada diperbaiki akan rusak lagi.

“Apa yang kami lakukan sebagai anggota DPRD yakni berusaha berkomunikasi dengan perusahaan dan pemprov Kaltim maupun kepusat untuk mendapat bantuan keuangan bersama pemerintah kota Bontang. Sehingga Bontang mendapat bantuan keuangan sebesar Rp. 4 miliar untuk perbaikan jalan di Bontang Lestari walaupun perbaikannya masih tambal sulam,”ungkapnya.

Namun, kata Ustad Malik, saat ini jalan tersebut sedang diredesain yang mana saat ini jalannya kualitas untuk kendaraan perkantoran, nantinya akan dirubah jadi kualitas jalan untuk industri yang dilalui kendaraan berat.

“Walaupun saat ini perbaikan jalan masih sifatnya rehap atau tambal sulam, ini terus kami pelototin dan kami kontrol bersama teman-teman Komisi III,”sebutnya.

Sedangkan, terkait laka lantas tentu itu bukan keinginan dan semuanya ingin selamat, terkait perawatan warga tidak mampu di rumah sakit karena laka lantas pihaknya akan menyampaikan ke Komisi II sebagai mitra RSUD. Cuman tidak ada salahnya ia sarankan doa.

“Nabi Muhammad SAW mengajarkan kepada kita saat keluar rumah itu kita berdoa dengan membaca :

“Bismillahi tawakkaltu ‘alallah, laa haula wa laa quwwata illaa billaah”

Artinya: “Dengan nama Allah (aku keluar). Aku bertawakal (berserah diri) kepada Allah, tiada daya upaya melainkan dengan izin Allah.” (HR. Turmudzi dari Anas bin Malik).

Lanjut Ustad Malik, terkait doa tersebut Nabi pernah berdialog dengan iblis. kemudian Nabi bertanya kepada iblis kenapa tidak kau ganggu orang itu, jawab iblis “bagaimana saya mau mengganggu orang itu sedangkan dia telah berlindung kepada Allah SWT maka selama perjalanannya aku tidak akan mengganggunya,”

“Kemudian Allah SWT memberikan jaminan kepada mereka yang berdoa dalam perjalanan yakni jaminan keselamatan dan jaminan ketentraman jiwa dengan adanya hidayah dan jaminan keluarga yang ditinggalkan adalah tanggungan Allah SWT,”bebernya.

Menjawab Keresahan Wiji

Abdul Malik menanggapi keresahan Wiji terkait banjir yang kerap ia alami, ia mengatakan, pihaknya waktu reses disamping pasar Telihan, kemudian di RT 12, 23 dan 25 pihaknya sempat berfikir permasalahan banjir sudah selesai diwilayah tesebut. Sebab, dengan selesainya jalan Asmawarman dikerjakan maka sudah selesai pula masalah banjir, ternyata masih ada sumbatan-sumbatan diparitnya efek pengerjaan jalan tersebut.

“Akan kami segera komunikasikan dengan Dinas Perkimtan dan Dinas PUPR bahwa artinya program itu belum tuntas dan harus segera ditindak lanjuti. Informasi langsung dari masyarakat itu bagi kami sangat penting, Komunikasi adalah senjata, informasi adalah peluru dan kita semua tentaranya DPRD untuk menyampaikan kepemerintah untuk mengontrol dan mengawasi sampai direalisasikannya kegiatan tersebut.,”tutupnya. (Hr).

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *